ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
| Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). QS Ar-Rum Ayat : 41 |
Masih segar dalam ingatan kita bagaimana Wasior dilanda banjir bandang, gempa dan tsunami meluluh lantakkan Kepulauan Mentawai, erupsi merapi di DIY dan Jateng, tanah longsor, angin puting beliung, dan bencana - bencana serupa di Indonesia. Seakan bumi menangis, mengamuk, dan menumpahkan kemarahannya pada kita. Di awal pembuka 2011 ini terpantik untuk membuka kembali lembaran peristiwa bencana alam yang mewarnai Indonesia di sepanjang tahun 2010. Ya, tak lain dan tak bukan adalah untuk bermuhasabah, atas ujian yang telah Allah berikan. Seperti halnya yang telah Allah firmankan dalam QS Ar - Rum ayat 41, bahwa bencana yang terjadi tak lepas dari perbuatan tangan manusia. Hal ini semakin menyadarkan kita bahwa Allah Maha Kuasa atas segalanya, sedang manusia hanyalah makhluk yang dhaif, tak berdaya di hadapanNya.
Namun ironinya, ketika kita meyakini bahwa semua bencana yang terjadi adalah teguran bagi kita, di saat yang sama pula banyak kemaksiatan yang masih terus dilakukan. Korupsi yang makin merajalela, pornografi, pelanggaran HAM, bahkan euforia tahun baru yang berlebihan dan diwarnai kemaksiatan. Pertanyaannya, perlukah Allah berikan ujian yang lebih besar dari itu semua untuk membuat kita benar - benar tersadar dan bertaubat, tunduk serta taat padaNya? Tidak sekedar mengakui kebesaran-Nya di tiap bencana yang menimpa kita. Allahua'lam.
Hidup manusia ibarat buku tulis, sampul depan sebagai hari kelahiran, sampul belakang sebagai hari kematian, sedang lembaran demi lembaran di dalamnya adalah jatah hidup kita di dunia. Hebatnya, ketika kita telah menuliskan banyak keburukan di lembaran sebelumnya, Allah selalu sediakan lembaran yang bersih untuk kita isi, kita gores dengan tinta kebaikan. Subhanallah.
Namun ironinya, ketika kita meyakini bahwa semua bencana yang terjadi adalah teguran bagi kita, di saat yang sama pula banyak kemaksiatan yang masih terus dilakukan. Korupsi yang makin merajalela, pornografi, pelanggaran HAM, bahkan euforia tahun baru yang berlebihan dan diwarnai kemaksiatan. Pertanyaannya, perlukah Allah berikan ujian yang lebih besar dari itu semua untuk membuat kita benar - benar tersadar dan bertaubat, tunduk serta taat padaNya? Tidak sekedar mengakui kebesaran-Nya di tiap bencana yang menimpa kita. Allahua'lam.
Hidup manusia ibarat buku tulis, sampul depan sebagai hari kelahiran, sampul belakang sebagai hari kematian, sedang lembaran demi lembaran di dalamnya adalah jatah hidup kita di dunia. Hebatnya, ketika kita telah menuliskan banyak keburukan di lembaran sebelumnya, Allah selalu sediakan lembaran yang bersih untuk kita isi, kita gores dengan tinta kebaikan. Subhanallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar